4 Framework to Give Meaningful Feedback to Your Team
Published on: Tuesday, Jun 25, 2024 • Updated: Wednesday, Oct 29, 2025
Kenapa Feedback Itu Penting?
Founder memberi feedback kepada rekan kerja atau tim itu ada caranya lho.
Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Gallup (2023), 80% karyawan yang menerima meaningful feedback merasa lebih termotivasi dan berkomitmen terhadap pekerjaannya.
Terus Gimana Cara Tahu Feedback yang Diberikan Itu "Meaningful"?
Dalam riset yang sama, Gallup meneliti karakteristik dari feedback yang dianggap meaningful vs meaningless.
Meaningful Feedback
- Memberikan penghargaan atas kinerja.
- Mendorong kolaborasi antar tim.
- Menyoroti prioritas dan tujuan perusahaan yang sedang jadi fokus.
- Membahas potensi dan kekuatan karyawan.
Meaningless Feedback
- Terlalu dominan membahas kelemahan dan kekurangan.
- Tidak berkaitan dengan prioritas atau fokus perusahaan.
3 Tipe Feedback yang Perlu Diketahui
1. Positive Feedback
Feedback yang bertujuan memberikan informasi kepada rekan kerja atas kinerja dan kontribusi positifnya, plus ruang perbaikan ke depan.
Positive feedback | Gambar oleh Antoni Shkraba
2. Constructive Feedback
Bertujuan untuk mengatasi masalah kinerja, meningkatkan keterampilan, memperbaiki komunikasi, dan meningkatkan kolaborasi tim.
Pendekatan constructive feedback harus berorientasi pada solusi, bukan menyerang individu.
Constructive feedback | Gambar oleh Moose Photos
3. Continuous Feedback
Feedback yang dilakukan secara rutin dan konsisten. Salah satu tujuannya adalah memantau progress perkembangan kinerja dari waktu ke waktu.
Continuous feedback | Gambar oleh RDNE Stock Project
4 Framework yang Bisa Kamu Pakai untuk Kasih Feedback ke Tim Startup-mu
1. SBI Model
(S)ituation — jelaskan konteks kejadian
Pak Iman: “Usman, dalam presentasi ke klien bulan lalu…”
(B)ehaviour — deskripsikan tindakan secara spesifik
Pak Iman: “Saya lihat ada beberapa data yang keliru dalam pemaparan budget project-nya.”
(I)mpact — sampaikan dampak dari tindakan tersebut
Pak Iman: “Kekeliruan tersebut membuat tim kita kelihatan tidak siap dan kurang profesional.”
2. COIN Model
(C)ontext — gambarkan situasi
Pak Iman: “Usman, penjelasan presentasi tadi kurang clear.”
(O)bservation — berikan pengamatan objektif
Pak Iman: “Saya rasa alur presentasinya sulit diikuti.”
(I)mpact — jelaskan efek dari tindakan
Pak Iman: “Akibatnya anggota tim sulit memahami materi presentasi.”
(N)ext steps — berikan saran untuk perbaikan
Pak Iman: “Saran saya kamu review bahan presentasi terlebih dahulu sebelum dibawa ke rapat.”
3. GROW Model
(G)oal — tentukan apa yang ingin dicapai
Pak Iman: “Usman, target kita adalah melakukan closing deal bisnis dengan lebih banyak klien.”
(R)eality — evaluasi situasi saat ini
Pak Iman: “Namun saat ini tim kita masih belum perform dalam menciptakan deal.”
(O)ptions — diskusikan berbagai pilihan
Pak Iman: “Menurut kamu, apa saja langkah yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kondisi ini?”
(W)ill — tetapkan follow-up yang akan dilakukan
Pak Iman: “Kita sepakat ambil opsi A, kita jalankan minggu ini dan kita lihat hasilnya.”
4. CEDAR Model
(C)ontext — berikan latar belakang pemberian feedback
Pak Iman: “Usman, presentasi proyek bulan lalu kurang clear dan kurang sistematis.”
(E)xample — berikan contoh situasi atau masalah
Pak Iman: “Misalnya di slide 5 soal budget yang dibutuhkan, data-datanya tidak tersusun dengan baik.”
(D)iagnosis — berikan interpretasi dari situasi atau masalah
Pak Iman: “Saya rasa kamu perlu perbaiki susunan data terkait budget yang dibutuhkan.”
(A)ction — beri rekomendasi atau saran
Pak Iman: “Saya sarankan buat outline yang lebih rinci, dengan data yang rapi supaya lebih mudah dipahami.”
(R)eview — beri tenggat waktu untuk follow-up
Pak Iman: “Mari sepakati ketemu lagi besok untuk lihat versi perbaikannya.”
Penutup
Dari keempat framework feedback di atas — SBI, COIN, GROW, CEDAR — mana yang sudah Founder pakai untuk memberi feedback ke timmu?
Referensi
Related Posts
5 Tips Mudah Bangun Core Values untuk Perusahaanmu
Karakteristik Tim Startup Kelas A yang Dicari Para Investor
Bangun bisnis yang jalan, bukan cuma ide di kepala
Jawab beberapa pertanyaan singkat tentang kondisi bisnismu, dan kami akan rekomendasikan kelas paling relevan: validasi masalah customer, bagi saham co-founder, sampai mindset founder yang tahan banting. Fokus, praktis, langsung bisa dipakai.
Coba Quiz Rekomendasi