Belajar 4 Metode Menentukan Harga Produk Bisnismu

Published on: Tuesday, Jun 25, 2024 • Updated: Wednesday, Oct 29, 2025

Belajar 4 Metode Menentukan Harga Produk Bisnismu

4 Metode Menentukan Harga (Pricing) Produk atau Layanan Bisnis

Founders, ada empat metode utama yang bisa digunakan untuk menentukan harga produk atau layanan bisnismu. Empat pendekatan ini sering dipakai di banyak industri, dan kita akan jelaskan dengan contoh sederhana: produk yang dijual adalah rumah. Metode-metode tersebut adalah:

  • The Replacement Cost
  • The Market Comparison
  • Discounted Cash Flow (DCF) / Net Present Value (NPV)
  • The Value Comparison

Di bawah ini, kita bahas satu per satu.


1. The Replacement Cost

Pertanyaan dasarnya: "Berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantikan (membuat ulang) produk yang kamu jual?"

Cara berpikirnya adalah biaya produksi + margin.

Langkah umum:

  1. Hitung biaya untuk membuat produk tersebut dari nol.
  2. Tambahkan markup yang kamu inginkan sebagai margin.
  3. Hasil akhirnya menjadi harga jual.

Metode ini sering disebut juga sebagai cost-based pricing.

Contoh untuk rumah:

  • Kamu hitung seluruh biaya tanah, material, tenaga kerja, izin, interior dasar, dan lain-lain.
  • Setelah tahu total biaya membangun, misal 1,5 miliar rupiah, kamu tambahkan markup misalnya 20 persen sebagai keuntungan.
  • Maka harga jualnya bisa berada di sekitar 1,8 miliar rupiah.

Kelebihan: simpel dan jelas. Kekurangan: tidak selalu mencerminkan nilai unik di mata pembeli (misal lokasi atau prestise).


2. The Market Comparison

Pertanyaan dasarnya: "Berapa harga jual rumah dengan spesifikasi seperti ini di sekitar lokasinya?"

Metode ini membandingkan produkmu dengan produk serupa yang ada di pasar sekarang. Ini mirip dengan competitive-based pricing.

Untuk bisa melakukannya:

  • Amati harga rumah lain di area yang sama atau area setara.
  • Cari rumah dengan spesifikasi yang mirip (luas tanah, luas bangunan, akses fasilitas, tahun bangun).
  • Gunakan harga-harga pembanding itu untuk menentukan kisaran harga rumahmu.

Contoh: Jika rumah tipe 90/120 di kawasan yang sama rata-rata ditawarkan di angka 2 miliar rupiah, maka menjual di angka 3 miliar tanpa alasan yang jelas (misalnya fitur premium yang nyata) akan sulit diterima pasar.

Kelebihan: realistis terhadap kondisi pasar saat ini. Kekurangan: membuatmu mudah "terseret" jadi komoditas kalau tidak ada diferensiasi.


3. Discounted Cash Flow (DCF) / Net Present Value (NPV)

Metode DCF atau NPV dipakai untuk memperkirakan berapa nilai uang yang akan dihasilkan oleh suatu aset dari waktu ke waktu. Metode ini cocok untuk model bisnis berbasis arus kas berkala, seperti sewa rumah atau subscription.

Intinya: Kita menghitung nilai hari ini (present value) dari uang yang akan kita terima di masa depan.

Contoh kasus rumah sewa:

  • Misalkan rumah disewakan per bulan.
  • Kamu ingin tahu, lebih untung mana: dibayar rutin bulanan selama beberapa tahun, atau langsung dibayar sejumlah uang besar (lump sum) di awal.
  • Dengan DCF/NPV, kamu bisa mengestimasi total nilai pemasukan sewa di masa depan, lalu "didiskon" ke nilai hari ini untuk memperhitungkan faktor waktu dan inflasi.

Kenapa ini penting?

  • Nilai uang hari ini tidak sama dengan nilai uang di masa depan.
  • Dengan perhitungan NPV, kamu bisa menentukan biaya sewa yang membuat total arus kas masuk dalam 2-3 tahun ke depan setara (atau lebih tinggi) dibanding menjual sekarang.

Metode ini membantu:

  • Menentukan harga sewa yang rasional.
  • Membuat keputusan: disewakan atau dijual?
  • Menjaga agar pendapatan masa depan tidak "tampak besar" padahal nilainya kecil ketika dihitung ke present value.

4. The Value Comparison

Metode ini fokus pada nilai (value) yang dirasakan oleh target market, bukan sekadar biaya produksi atau harga pasar.

Pertanyaan dasarnya:

  • "Bagi siapa produk ini sangat berharga?"
  • "Berapa besar nilainya ketika diukur dengan uang untuk orang tersebut?"

Di sini kamu tidak lagi menjual fisik rumahnya saja. Kamu menjual manfaatnya.

Contoh: Sebuah rumah ditawarkan dengan:

  • Keamanan 24 jam.
  • Akses tol sangat dekat.
  • Lingkungan tenang.
  • Desain modern dan smart home ready.

Bagi sebagian orang (misalnya profesional dengan anak kecil, atau orang yang mengejar kenyamanan akses kerja), kombinasi keamanan + akses + kualitas hidup itu sangat bernilai. Nilai itu bisa kamu jadikan dasar harga.

Inilah yang disebut value-based pricing. Kita menentukan harga berdasarkan nilai spesifik yang dirasakan pembeli, bukan hanya angka biaya atau angka pembanding.

Metode ini sering dianggap sebagai pendekatan paling optimal untuk pricing produk, terutama jika produkmu:

  • Punya diferensiasi yang jelas.
  • Menyelesaikan masalah kritis pembeli.
  • Menyentuh kebutuhan emosional (status, kenyamanan, rasa aman, efisiensi waktu).

Ringkasannya

Keempat metode pricing di atas punya logika dan konteks pemakaiannya masing-masing:

  1. Replacement Cost
    • Basisnya: berapa biaya membuat produk, lalu tambahkan margin.
    • Cocok untuk produk fisik dan produksi langsung.
  2. Market Comparison
    • Basisnya: berapa harga produk serupa di pasar.
    • Cocok ketika pasar sudah cukup transparan dan kompetitif.
  3. Discounted Cash Flow (DCF / NPV)
    • Basisnya: nilai sekarang dari arus kas masa depan.
    • Cocok untuk sewa, subscription, recurring revenue.
  4. Value Comparison
    • Basisnya: seberapa besar nilai (perceived value) di mata pembeli tertentu.
    • Cocok untuk produk yang punya diferensiasi kuat atau manfaat yang sangat spesifik.

Tidak ada satu metode yang harus dipakai selamanya. Banyak bisnis menggunakan beberapa metode sekaligus untuk saling mengkalibrasi. Misalnya:

  • Pakai Replacement Cost untuk tahu batas bawah (jangan jual rugi).
  • Pakai Market Comparison untuk tahu harga pasar.
  • Pakai Value Comparison untuk melihat apakah kamu layak menjual di atas rata-rata.
  • Pakai DCF/NPV kalau modelmu berbasis arus kas jangka panjang.

Sumber: Kaufman, J. (2010). The Personal MBA: Master the Art of Business. Penguin.

Bangun bisnis yang jalan, bukan cuma ide di kepala

Jawab beberapa pertanyaan singkat tentang kondisi bisnismu, dan kami akan rekomendasikan kelas paling relevan: validasi masalah customer, bagi saham co-founder, sampai mindset founder yang tahan banting. Fokus, praktis, langsung bisa dipakai.

Coba Quiz Rekomendasi
Details
Dashboard